The Fees of Marriage: Pre and Post the Ceremony

Ketika kita berbicara tentang pernikahan, sebagian orang khususnya di Indonesia mungkin akan menganggap bahwa momen ini adalah momen yang sakral. Seringkali orang terutama orang yang “kolot” beranggapan kalau pernikahan ini perlu dilaksanakan secara megah dalam suatu pesta untuk memperingati hari bahagia dari kedua mempelai yang “diidam-idamkan”. Dari pernyataan ini saja kita sudah bisa membayangkan berapa besarnya biaya yang diperlukan untuk menggelar suatu hajat dari dua keluarga. 

 

Tapi tau gak sih gengs ternyata ada opsi lain untuk menggelar pernikahan yang sebenarnya bisa saja dilaksanakan secara sederhana dan seadanya saja. Pemikiran apa sih yang menjadi faktor munculnya kedua anggapan yang berbeda ini?

 

Ternyata, kultur budaya pernikahan yang dilaksanakan secara megah nan mewah ini punya implikasi negatifnya secara finansial loh. Bayangkan saja ketika rencana awal hanya ingin mengundang seratus orang, tetapi ada berbagai argumen masuk seperti:

 

“loh kok Bude ini gak diundang”

“Dia ini saudara sepupu neneknya mama loh”

“masa iya pernikahan ngundangnya cuma segini”

 

Wah, sudah terasa belum tekanannya? Berapa lagi jumlah tamu undangan yang akan kamu tambah? 200? 500? atau lebih dari 1000? Tapi… kira-kira mampu ga ya untuk menggelar pernikahan dengan requirement tersebut?

 

Nah inilah pentingnya merencanakan biaya pernikahan terutama dari segi finansialnya. Karena kita perlu paham betul bahwa pernikahan ini bukan hanya pestanya loh tetapi berlangsung secara berkelanjutan. Yuk simak apa saja yang perlu dipersiapkan dari sisi finansial mulai dari sebelum, sesaat hingga setelah pesta pernikahan dilakukan!

 

Sebelum Pernikahan

Yang pertama dan yang paling utama adalah pasangan. Ya iya lah mau nikah sama siapa coba kalau bukan sama pasangannya 😀 #Bercanda. Namun, bukan sembarang pasangan, kamu juga perlu melihat apakah pasanganmu memiliki visi yang sama yang pada konteks ini adalah pada cara pandang terhadap suatu pesta pernikahan. Selain pasanganmu, orang tua dari kedua calon juga perlu saling kooperatif dan jangan sampai akhirnya malah menimbulkan keributan. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan pertama kali soal pesta pernikahan adalah diskusi.

 

Kedua sisi keluarga sebaiknya mendiskusikan terlebih dahulu konsep pernikahan seperti apa yang akan digelar baik itu secara sederhana atau secara megah. Kedua pihak perlu sama sama mencapai kesepakatan yang tentunya dengan mempertimbangkan kondisi finansial seperti sumber pendanaan, alokasi dan estimasi jumlah pengeluaran, dan lain-lain. 

 

Sumber Pendanaan 

Tentukan dari mana sumber biayanya. Ketika kita mengacu pada konteks pernikahan yang umum, kita dapat menentukan apakah pembiayaan dilakukan oleh pihak suami, pihak istri, keduanya, atau bahkan pendanaan eksternal seperti pinjaman atau bahkan crowdfunding seperti gambar di bawah yang sempat viral di media sosial beberapa waktu silam.


source: twitter

 

Pembahasan ini akan lebih lanjut dipengaruhi dari faktor kultural, agama, maupun prinsip yang dianut dari kedua sisi calon mempelai. Tentukan jumlah biaya sesuai dengan kemampuan karena semakin besar biayanya akan semakin besar juga risiko yang akan dihadapi seperti terlilit utang. Sehingga tidak jarang beberapa orang menunda pernikahannya karena alasan finansial. Oleh karena itu, lakukan pengelolaan finansial secara bijak dan jangan lupa untuk menyisihkan dana darurat.

 

Estimasi Pengeluaran

Pengkalkulasian pengeluaran untuk pernikahan tentunya disesuaikan dengan konsep pernikahan dan sumber pendanaan yang telah disepakati sebelumnya. Kira-kira biaya untuk menggelar pernikahan mencakup

1. Wedding Organizer

Sebenarnya hal ini sifatnya opsional karena beberapa orang memilih untuk menggunakan jasa WO dengan range sekitar Rp20-30 Jutaan. Beberapa orang lainnya memilih untuk tidak menggunakan WO supaya lebih leluasa baik dalam memilih vendor dan juga lebih menghemat pengeluaran.

2. Venue

Untuk menggelar sebuah acara tentunya diperlukan tempat untuk kelangsungan acara yang dalam hal ini adalah Venue. Opsi yang dapat dipilih adalah dengan menyewa gedung atau lapangan dengan range Rp5-20 Jutaan yang tentunya ini tetap menyesuaikan tempatnya karena tidak semua tempat memiliki range harga yang sama. Opsi lainnya adalah dengan menggunakan rumah atau fasilitas tempat yang sifatnya self/family-owned sehingga akan sangat banyak biaya yang bisa ditekan bahkan gratis.

3. Decoration

Dekorasi disesuaikan dengan keperluan dan harganya pun bervariasi. Semakin banyak dekorasi tentu akan semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Pilihlah dekorasi yang sesuai dan secukupnya ya! karena selain menghemat biaya juga ramah lingkungan dengan minimalisasi sampah.

4. Documentation

Biasanya dokumentasi diperlukan untuk merekam momen yang dapat dikenang hingg masa tua. Kamu bisa mencari jasa fotografer ataupun menggunakan kenalan untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Sesuaikan dengan keperluanmu seperti dokumentasi dalam bentuk foto maupun video.

5. Catering

Semakin banyak tamu yang diundang maka kebutuhan konsumsi akan semakin banyak. Kamu dapat menggunaka jasa catering atau dalam beberapa tradisi biasanya membuat makanan sendiri untuk acara pernikahan. Asumsinya, dengan membuat sendiri akan lebih sedikit biaya yang harus dikeluarkan.

6. Mahar

Komponen mahar biasanya mengikuti adat istiadat, agama maupun budaya. Sehingga biayanya menyesuaikan seberapa bernilai mahar tersebut. Kamu juga dapat melakukan investasi dalam bentuk mahar yang nilainya akan terus bertambah seiring berjalannya waktu seperti contohnya emas.

7. Other Expenses

Biaya lainnya mencakup biaya untuk prosesi pernikahan seperti biaya KUA, biaya undangan, souvenir dan lain-lain menyesuaikan dengan kebutuhan.

 

Perlu diperhatikan agar pengeluaran pesta pernikahan yang sehat secara finansial adalah ketika tidak melebihi pendanaan atau kemampuan untuk membayar pengeluaran tersebut. Ketika pengeluaran melebihi sumber dana, maka akan sangat mungkin pendanaan eksternal diperlukan seperti yang umum dilakukan adalah dengan berhutang. Namun, perlu kita sadari bahwa pesta pernikahan ini sejatinya hanyalah awal dari perjalanan panjang pernikahan sehingga kita perlu mempertimbangkan kehidupan rumah tangga setelah pesta pernikahan

 

Sesaat Pernikahan

Setiap hal pasti akan memiliki risiko sehingga penting untuk kita dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko tersebut. Risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian baik dalam aspek finansial maupun non-finansial. Contohnya adalah risiko terjadinya keributan, kerusakan, hingga beberapa hak yang tidak menemui ekspektasi.

 

Pastikan semua telah disiapkan secara matang dan diskusi kedua pihak telah tersampaikan untuk mencegah adanya miskomunikasi dan konflik yang dapat berujung pada hal yang tidak diinginkan sehingga mengganggu perayaan pernikahan. Sayang kan ketika udah disiapkan malah ada hal yang tidak diinginkan. Contohnya keributan yang dapat menyebabkan kerusakan yang berisiko menimbulkan kerugian baik secara finansial maupun non-finansial,

 

Beberapa Kalangan mungkin akan menyediakan kotak sumbangan yang harapannya dapat menutupi biaya pernikahan ataupun modal untuk menjalankan rumah tangga. Namun, bukan berarti kita dapat menjadikan ini sebagai alasan untuk menghambur hamburkan pengeluaran karena merasa aman dengan dana sumbangan. Karena setiap hal akan memiliki risiko, contohnya dalam kasus ini adalah risiko sumbangan yang tidak memenuhi ekspektasi atau estimasi perkiraan awal.

 

Setelah Pernikahan

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa pernikahan adalah proses menjalankan hidup bersama secara berkelanjutan sehingga ada yang lebih penting dari pesta pernikahan yaitu kehidupan rumah tangga pasca pernikahan. Setiap orang pada umumnya memiliki goals dalam hidup seperti memiliki rumah, mobil, membesarkan anak dan lain-lain. Biaya-biaya yang mungkin muncul dari setiap goals ini juga perlu dipertimbangkan dalam aspek finansialnya.

 

Sebagai contoh, ketika pasangan ingin melahirkan anak maka akan timbul biaya konsultasi dokter, biaya persalinan, konsumsi dan gizi anak hingga anak tersebut besar dan menimbulkan biaya biaya lain seperti biaya pendidikan, asuransi, dan lain lain. Goals lain seperti memiliki rumah dan mobil yang memerlukan biaya DP maupun cicilan juga perlu dipertimbangkan. Maka dari itu, akan lebih bijak apabila biaya tidak hanya dialokasikan sepenuhnya untuk biaya pernikahan tetapi juga biaya untuk melangsungkan hidup seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

 

Proses penghematan dapat dilakukan dengan melakukan seleksi biaya dan menghilangkan biaya yang kurang penting untuk dialokasikan pada pengeluaran pasca pernikahan. Pelaksanaan pernikahan ketika pandemi pun sebenarnya sangat menekan banyak biaya karena jumlah undangan yang berkurang sehingga beberapa aspek dapat diminimalisasi secara biaya. Namun, perlu diperhatikan bahwa tantangan yang mungkin timbul adalah dari pihak keluarga yang kadang perlu dilakukan negosiasi lebih lanjut.

 

So, gimana gengs pembahasan kita kali ini? Semoga kedepannya Learners bisa lebih bijak dalam pengelolaan finansial untuk pernikahan ketika memang mempunyai pilihan untuk menikah. Lakukan perencanaan sebaik mungkin dan jangan sampai menyesal karena ada hal yang lebih penting dari pernikahan yaitu kehidupan berumah tangga.

 

source

Spotify

Quora

 

Share Now

Ghozy Prabowo

More Posts By Ghozy Prabowo

Related Post