KAMU TERJEBAK TOXIC PRODUCTIVITY? YUK CARI CARA KELUARNYA!

Alo Gengs! Kamu pernah merasa super sibuk dan berusaha untuk selalu mengerjakan hal produktif sampai kamu lupa untuk istirahat atau bahkan makan? Atau kamu pernah melihat update-an temanmu yang sedang melakukan hal produktif dan kamu langsung merasa bersalah karena cuma rebahan doang?

Bisa jadi kamu terjerat toxic productivity, Gengs! Emang sih produktif itu bagus, tapi segala sesuatu yang berlebihan itu tidak bagus kan?

Productivity

Photo by Olia Danilevich

Apa itu Toxic Productivity?

Toxic productivity merupakan tren culture dimana seseorang terobsesi untuk selalu menjadi produktif. Orang yang terjerat toxic productivity akan berlomba-lomba menunjukkan bahwa dirinya produktif karena mereka menganggap bahwa self-worth seseorang diukur dari tingkat produktivitas. Misalnya, orang yang lebih produktif berarti memiliki self-worth yang tinggi, vice versa.

Berdasarkan studi dari Kent (2020), toxic productivity ini diperparah dengan timbulnya pandemi. Selama self-quarantine, makin banyak orang di sosial media yang melakukan update berbagai kegiatan baru, misalnya berkebun hingga belajar bahasa baru.

Chill, Gengs! Jangan mudah ter-trigger yaa.. Everyone has their own way of living their life!

Toxic Productivity

Twitter: Bryann Andrea

Kalau kamu sudah terjebak toxic productivity, gimana ya cara keluarnya?

Be smart rather than be productive

Kamu harus pintar-pintar mengatur waktu dalam melakukan sesuatu. Try to do more in less time. Kamu bisa menggunakan beberapa metode untuk time management, salah satunya adalah Teknik Pomodoro. Teknik Pomodoro diperkenalkan oleh Francesco Cirillo. Cara kerja Pomodoro adalah dengan memperhatikan pengatur waktu untuk membagi pekerjaan menjadi beberapa interval, biasanya berdurasi 25 menit, dipisahkan oleh short break berdurasi 5 menit.

Tentukan boundaries dengan jelas

Pastikan kamu punya jadwal dan batasan yang jelas dimana kamu harus menjadi produktif, melakukan self-care, bersosialisasi, hingga jadwal tidur. Jika kamu adalah tipe orang yang sering lupa waktu saat sedang asyik melakukan sesuatu, kamu bisa atur alarm.

Set goals yang realistis

Luangkan waktu untuk review ulang goals yang kamu buat. Sebisa mungkin buat dengan SMART goals sehingga lebih spesifik dan mudah untuk dicapai. Lakukan tiap plan dengan perlahan tapi pasti. Ingat, it’s totally okay to be slow but sure.Productivity

Photo by Andrea Piacquadio

Yuk Gengs kita sama-sama belajar untuk menjadi produktif namun tidak berlebihan. Nah, program-program Lingkaran bisa membantu kamu untuk lebih tenang dan terhindar dari toxic productivity, mulai dari bahasan time management, self development, hingga mental health. See you in the class, Gengs!

 

Sumber:

  1. Kent, Rachael. (2020). COVID-19, Toxic Productivity & Technology Overload: Our New Visceral Digital Life. 10.13140/RG.2.2.19898.62409.

  2. https://greyjournal.net/hustle/grow/how-the-pandemic-promotes-toxic-productivity/

  3. https://www.calendar.com/blog/beware-of-toxic-productivity/

  4. https://finishermag.com/workout-from-home/toxic-productivity-how-to-identify-deal-with-it/

Share Now

Abigail Mutiara Eldhia

More Posts By Abigail Mutiara Eldhia

Related Post