Dhea Natalie
Alo learners! Kalian pernah merasa burnout? Atau sering merasa tidak punya waktu luang bahkan saat weekend? Bisa jadi kamu sedang terjebak dalam Hustle Culture, lho!
Apa itu Hustle Culture?
Bagi sebagian orang, memiliki rutinitas sehari-hari memang tidak ada salahnya. Tapi, bagaimana jadinya jika rutinitas itu hanya berputar untuk pekerjaanmu saja? Bekerja tak kenal lelah bahkan di hari libur pun tetap melakukan pekerjaan seperti biasa hingga lembur. Itu adalah salah satu contoh perilaku Hustle Culture yang sering ditemui di sekitar kita.
Impact Plus menyebut Hustle Culture saat ini menjadi standar di masyarakat yang menganggap bahwa kamu bisa sukses kalau bekerja secara terus menerus dan mendedikasikan dirimu untuk bekerja sekeras-kerasnya. Budaya ini dianggap hal yang wajar karena tidak dibuat batasan yang jelas anatara kehidupan pribadi dan profesional. Sebuah studi dalam jurnal Occupational Medicine bahkan menyebut kalau orang yang bekerja dengan jam yang lebih panjang, cenderung mengalami gangguan kecemasan, depresi, bahkan hingga gangguan tidur. Wah, bahaya banget ya, learners!
Sebenarnya memang tak salah jika kamu ingin bekerja keras dan mengedepankan pekerjaan. Namun, akan berdampak buruk jika kamu sampai tidak bisa menikmati hidup dan tak punya prioritas lain selain bekerja.
Cara menghindari Hustle Culture
Learners, sekarang sudah tahu kan kalau Hustle Culture ini sangat berbahaya jika kita biarkan terus menerus! Nah makanya, berikut cara yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari budaya kerja yang idak sehat, yuk disimak!
Nah, itu tadi beberapa tips untuk kamu agar tidak terjebak dalam budaya gila kera atau hustle culture. Sebenarnya, budaya ini bisa pelan-pelan dihilangkan, kalau setiap orang bisa membatasi diri dan menghargai orang lain. Dengan melakukan itu, setidaknya kamu dapat menghargai bahwa tiap orang punya kehidupan di luar pekerjaan dan berhak untuk menjalaninya. Lagi pula, yang paling penting kamu mencapai target yang dibuat dan mengerahkan tenaga semaksimal mungkin, kan?