Kadek Sharidevy
Konten viral adalah konten yang menarik perhatian banyak orang, tidak hanya dalam bentuk tulisan tapi juga gambar maupun video. Peranan konten dalam suatu bisnis sangatlah penting karena melalui konten seseorang dapat mengetahui lebih dalam tentang hal yang ditawarkan dalam suatu bisnis. Membuat konten viral dipercaya ampuh untuk mendapatkan atensi yang lebih banyak agar lebih di kenal.
Saat ini ada banyak cara untuk membuat konten viral baik di media sosial atau situs pencarian lainnya. Namun, pada dasarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar konten semakin viral.
Menurut Digital and Social Media Marketing, A Result Driven-Approach, konten yang viral memiliki dua elemen yaitu relevan dengan audiens dan menimbulkan emosi yang kuat.
Selain itu, Dr Jonah Berger dari bukunya yang berjudul Contagious memperkenalkan STEPPS (Social Currency, Trigger, Emotion, Public, Practical Values, Stories) framework yang menjelaskan tentang unsur-unsur yang membuat konten semakin viral. Apa saja unsur-unsur tersebut? Simak artikel berikut ini!
Pada dasarnya setiap orang peduli dengan image yang ditampilkan kepada orang lain. Mereka ingin terlihat lebih pintar, menarik, keren, atau ter-update. Sebagai pembuat konten, kita harus memposisikan diri sebagai pembaca, konten seperti apa yang ingin di bagikan ke orang lain dan bagaimana dampak yang akan diberikan.
Misal, bisnis kecantikan. Selain menjual produk perawatan yang terbaru, kamu juga bisa membagikan informasi tentang cara merawat kulit agar terlihat awet muda atau bagaimana membuat market dari bahan alami yang halal dan murah. Orang akan tertarik untuk membaca dan membagikannya ke orang lain. Jadi, pastikan untuk melihat dari sudut pandang pambaca yaa!
Mencari materi konten yang dapat memicu pembaca untuk mengingat hal-hal unik. Coba dengan materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selain lebih dekat, pembaca juga lebih mudah untuk memahami hal-hal yang ada kaitannya dengan keseharian mereka.
Misal, menggunakan frase “Kerja Lembur” biasanya kita akan reflek untuk nyanyi “Kerja Lembur Bagai Kuda” seperti iklan Ramayana. Atau seperti kata “Bapak, Sudirman?” yang sempat dipopulerkan oleh salah satu provider Indonesia.
Gunakan kata-kata yang mudah diingat dan menarik sehingga bisa menjadi ciri khas tersendiri ketika seseorang mengingat produk atau idemu. Selain itu, pesan yang diulang-ulang dapat memicu seseorang untuk terus mengingat
Coba bayangkan kalau konten yang kamu buat datar-datar saja, pasti orang yang melihat juga datar-datar saja. Emosi dalam konten itu penting agar pembaca dapat merasa terkoneksi dengan informasi yang diberikan.
Emosi tersebut dapat berbentuk teks dengan kata sifat atau video dengan emosi yang kuat seperti menyeramkan, kocak, mengharu biru, membuat marah.
Konten dengan emosi yang kuat seperti konten yang mempopulerkan tentang kesehatan mental. Ada poin dalam bentuk teks yang berisi tentang “mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain” hal ini selain relate dengan kehidupan saat ini, kalimatnya pun juga berkaitan dengan fenomena yang akhir-akhir ini terjadi di masyarakat.
Contoh konten dengan copywriting seperti “Membuat Bisnis dari Rumah? Kamu Juga Bisa” atau “Cara Mengoptimalkan Webisite yang Mudah dan Cepat” terdapat kata sifat seperti “Mudah” dan “Cepat”. Kata tersebut yang membuat seseorang tertarik untuk membaca dan membagikannya ke orang lain.
“The more public something is, the more likely people will imitate it”
Kalimat diatas adalah pernyataan Jonah Berger, dimana konten bisa berasal dari sesuatu yang umum, atau bisa jadi kamu membuat sesuatu baru yang akan dipopulerkan secara umum.
Seperti contoh Apple merilis iPhone X yang menjadi viral karena adanya poni atau notch pada produknya. Inovasi ini sempat diperbincangkan karena modelnya yang unik dan mudah dikenali. Sehingga produk tersebut viral dan beberapa dari kompetitor mengimitasi ide tersebut ke dalam produk mereka.
Jika dalam konteks membuat konten yang shareable , kamu bisa membuat tren tersendiri. Seperti McDonald yang mempopulerkan kata-kata “I’m Lovin’ It” atau “Think Different” milik Apple.
Membuat konten viral tapi out of the box itu wajar-wajar saja tapi kalau sulit dipraktekan oleh publik sama saja tidak ada artinya. Pastikan konten yang dibuat bermanfaat dan mudah untuk dilakukan oleh semua orang.
Misalnya seperti salah satu konten Instagram Riliv yang membuat konten tentang kadar kebahagiaan yang digambarkan melalui takaran sendok. Konten tersebut sempat viral dan mendapatkan banyak atensi dari publik karena selain menarik hal ini juga mudah untuk diingat oleh pembaca
Mengemas konten menjadi narasi yang manarik menjadi unsur terakhir yang membuat konten tersebut viral. Cerita yang membuat banyak orang membagikan konten tersebut. Kamu bisa mengubah informasi deskripsi yang membosankan menjadi narasi yang manarik dan mudah dipahami.
Misal, deskripsinya seperti “Belajar Online Semakin Mudah dengan Menggunakan Internet”. Kamu bisa membuat narasi yang berkaitan dengan deskripsi tersebut seperti membuat karakter yang awalnya bingung untuk mencari inspirasi karena pandemi. Karakter tersebut akhirnya menggunakan internet yang mampu mengubah cara belajarnya menjadi lebih mudah dan murah.
Membuat konten viral pada dasarnya adalah bonus yang didapatkan dari sebuah ide yang dituangkan dalam bentuk teks, gambar, maupun video. Memperbanyak inspirasi dari berbagai tempat maupun orang bisa menjadi cara untuk mempercaya idemu. Kamu juga bisa loh mendapatkan inspirasi untuk kontenmu melalui kelas-kelas menarik dari lingkaran. Plus kamu juga bisa ngobrol langsung dengan profesional dibidangnya, lho! Jadi, tunggu apa lagi? Sign Up sekarang juga!
Source: