lingkaran
Educational community for Creatives to develop skills and interests through knowledge sharing.
Alo Learners! Generation Z baik yang merupakan first jobber atau tidak, akan memiliki peluang yang baik dalam meraih kebebasan finansial (financial freedom) di masa yang akan datang. Akan tetapi, kesuksesan menggapai kebebasan finansial tentu akan sangat bergantung dengan bagaimana seseorang melakukan perencanaan keuangan. Seperti apakah mengatur keuangan yang tepat bagi para generation z?
Mari kita simak ulasan lebih lanjut di bawah ini, sebagaimana dirangkum dari sesi Instagram Live Lingkaran bertajuk How to Be a Part of Financially Savvy Generation yang menghadirkan Lifepal sebagai narasumber.
Baca Juga: 5 Peluang Bisnis Online Paling Menjanjikan dengan Modal Kecil
Catat pemasukan dan pengeluaran per bulan dengan rutin. Aturlah pengeluaran dengan baik, dan jangan biarkan pengeluaran Anda melebihi pemasukan.
Tanpa pencatatan keuangan, maka Anda takkan pernah tahu kemana larinya pengeluaran. Pemasukan boleh besar, namun jika pengeluaran sama besar dengan pemasukan, maka tak ada sepeserpun uang yang bisa kita simpan.
Gunakan skala prioritas dalam mengatur pengeluaran Anda. Utamakanlah pengeluaran yang bersifat kebutuhan terlebih dulu, sebelum Anda mengeluarkan uang untuk hal yang Anda inginkan.
Contohnya, dalam hidup tentu kita harus mengeluarkan uang untuk membeli bahan makanan karena pangan adalah salah satu kebutuhan pokok yang wajib tercukupi. Hal ini tentu berbeda dengan mengeluarkan uang 2% dari penghasilan bulanan untuk menyantap seporsi hidangan mahal di restoran favorit.
Dalam kasus ini, meski dua pengeluaran itu memang ditujukan untuk makan, menyantap hidangan mahal di restoran adalah “keinginan.” Uang yang setara 2% penghasilan bulanan tentu bisa Anda gunakan untuk membeli bahan makanan sehat dalam beberapa hari ke depan.
Punya penghasilan tambahan apalagi di masa pandemi seperti saat ini, tentu bisa menyehatkan arus kas, terutama bagi mereka yang mengalami pengurangan pendapatan.
Manfaatkan waktu kerja di rumah (WFH) untuk mencari peluang kerja sampingan. Anda bisa memulainya dengan mencari lowongan kerja freelance, bisnis kecil tanpa modal, membuka kursus atau webinar, dan lainnya.
Menambah utang di masa pandemi seperti ini bukanlah ide yang baik. Terutama jika utang tersebut bersifat konsumtif.
Ketahui bahwa cicilan utang maksimal bagi siapapun adalah tidak lebih dari 35% penghasilan bulanan. Karena ketika lebih dari 35%, Anda akan semakin sulit untuk menabung atau mencukupi kebutuhan pokok.
Beban bunga pasti akan menjadi masalah yang ke bank, multifinance, atau mungkin lembaga P2P lending.
Jika memang Anda memiliki kas atau dana tunai yang cukup, lunasilah utang-utang berbunga besar dan yang bersifat konsumtif. Utang konsumtif tidak akan menambah nilai aset kekayaan kita, dan justru berpotensi menggerogotinya.
Baca Juga: Persiapan Bisnis yang Sukses untuk Pemula? Ikuti 4 Langkah ini!
Dana darurat berguna untuk menghadapi segala hal yang bersifat mendesak. Sebut saja untuk merenovasi bagian rumah yang rusak, mengganti suku cadang kendaraan yang habis masa pakainya, atau bisa pula untuk kebutuhan hidup di kala kita kehilangan penghasilan.
Dengan mengatur keuangan yang baik, kamu tidak perlu khawatir apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Menggunakan dana darurat sangat bermanfaat dikala hal-hal yang tidak bisa diprediksi terjadi.
Di masa pandemi, ada baiknya bagi kita untuk memiliki dana darurat sebesar 6 kali dari pengeluaran bulanan.
Meskipun sudah mengatur keuangan tetapi masih ada risiko lain yang berpotensi muncul, dan tidak akan bisa ditalangi dengan dana darurat. Itu sebabnya, proteksi keuangan memang wajib ada.
Risiko-risiko itu bisa berupa, ketidakmampuan mencari mendapatkan penghasilan karena cacat tetap atau meninggal dunia. Selain kedua risiko tersebut, risiko lain yang mungkin saja kita hadapi adalah harus keluar banyak uang untuk biaya berobat karena terserang penyakit kritis.
Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memiliki asuransi kesehatan. Perusahaan asuransi tentu akan menanggung beban finansial kita atau keluarga kita atas risiko-risiko seperti yang disebutkan di atas.
Setelah ketersediaan dana darurat sudah tercukupi dan asuransi sudah dimiliki, Anda pun bisa memulai investasi. Pertama-tama, tentukan tujuan finansial yang ingin Anda penuhi dalam jangka pendek (di bawah satu tahun hingga tiga tahun).
Investasikanlah dana yang tersedia di tabungan Anda ke instrumen dengan nilai fluktuasi yang rendah.
Jangan lupakan pula tujuan jangka panjang Anda. Tetaplah konsisten untuk berinvestasi demi masa depan yang nyaman.
Untuk tujuan jangka panjang, pilihan instrumen investasinya tentu yang lebih fleksibel secara risiko atau fluktuasi.
Baca Juga: 5 Strategi Pemasaran Online untuk Pemula, Wajib Dicoba!
Mengatur keuangan tidak serta merta hanya menyisihkan penghasilan namun juga menjaga agar keuangan tetap sehat.
Jagalah kesehatan keuangan Anda dengan baik, lakukan pengecekan kesehatan keuangan Anda dengan rutin, setahun dua kali atau per kuartal di situs Lifepal agar Anda impian Anda untuk merdeka finansial bisa terwujud.
Risiko dan imbal hasil dalam investasi tentu harus Anda perhatikan. Jika risikonya rendah tentu saja imbal hasilnya juga rendah. Tidak akan pernah ada investasi tanpa risiko dengan imbal hasil tinggi.
Waspadalah dengan segala bentuk tawaran investasi seperti ini, karena besar kemungkinan investasi itu bersifat bodong.