7 Things to Help You Prepare and Execute Your Business Model and Plan

“The two greatest days of your life are the day you were born, and the day you find out what your purpose is.”

Awal tahun ini saya sempat menulis terkait purpose saya dan lingkaran dalam, How to Thrive Your Creative Business in Today’s World.

Singkat cerita, lingkaran berhasil menemukan celah dan mengubah sebuah ide yang cukup idealis tanpa business plan yang jelas, menjadi sebuah bisnis yang bukan hanya menguntungkan namun juga berdampak.

Kami berhasil berkembang 2.000x secara finansial, membuat 400+ program, membantu 4.000+ pelajar berkembang, dan menciptakan ∞ kesempatan berkolaborasi. Seperti yang saya sempat tuliskan dalam artikel How to Thrive Your Creative Business in Today’s World, beberapa kata kuncinya adalah “Hold The Vision, Trust The Process” serta “Be Agile”. Kedua kata kunci itulah yang akan saya bahas lebih lanjut pada kesempatan kali ini.

Dari keduanya, akhirnya menuntun saya kepada metode yang menjadi cikal bakal berkembangnya lingkaran menjadi seperti sekarang– yaitu Business Model Innovation. Tujuan utamanya adalah untuk merealisasikan sumber pendapatan baru dengan meningkatkan nilai produk / servis dan bagaimana produk / servis diberikan kepada pelanggan. Setelah tahun pertama berjuang dengan model bisnis B2C kami, akhirnya kami menemukan model B2B – sebenarnya lebih ke kami lah yang dipertemukan. Sejak saat itu kami tidak hanya membantu publik untuk berkembang, namun juga big corporations untuk kebutuhan internal– mengembangkan tim dan karyawan mereka serta multinational brands untuk kebutuhan eksternal– engage dengan target pasar mereka, terutama young entrepreneurs.

Pada akhirnya kami mengkukuhkan layanan lingkaran for Business kami yang memang diperuntukan untuk B2B. Perjalanan B2B kami pun dimulai hingga kami juga dipercaya untuk bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan serta brand-brand besar diantaranya; LINE, Unilever, Samsung, Nestle, Badan Ekonomi Kreatif, Otoritas Jasa Keuangan Telkomsel,  Sampoerna, dan beberapa bank nasional maupun multinasional seperti HSBC, Bank Mandiri, Bank BTPN, dan Bank Bukopin. Untuk info selengkapnya dapat dilihat di portfolio kami.

Download – lingkaran for Business Portfolio

Kembali ke cerita awal, jadi bagaimana ceritanya hingga kami dapat berada di titik saat ini? Kami menemukan fakta bahwa,

Currency saat ini adalah database, bahkan nilainya melebihi revenue.” 

Setiap perusahaan atau bahkan tiap kita punya “Currency” nya masing-masing. Currency disini dapat diartikan sebagai nilai tukar atau value yang dicari atau yang ingin didapatkan. Kenapa database? Sama seperti halnya KOL atau influencer, currency / value mereka adalah followers dan influences nya. Perusahaan-perusahaan rela mengeluarkan dana besar untuk menukarkannya sesuai dengan jumlah followers nya serta seberapa berpengaruhnya mereka.

Contoh lainnya adalah fenomena startup technology. Mereka berani “membakar” cash-nya bahkan hingga cash flow nya negatif untuk menukarkan dengan currency lainnya seperti: database, behaviour changes, top-of-mind awareness, dll. Whatsapp membakar modal awalnya tanpa mendapatkan revenue guna mengumpulkan user database dan pada akhirnya dijual $19 milyar kepada Facebook. Go-Jek mensubsidi setiap transaksinya di awal guna mengajak sebanyak-banyaknya user untuk memakai app nya dan pada akhirnya berhasil mengubah behaviour kita. Sekarang semahal apapun layanan Go-Jek, kita sudah pasti tetap memakainya.

“Technology is only an enabler. We have to focus to innovate our business model that will affect to our business plan.”

Sebenernya Business Model itu apa sih? Business Model menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana perusahaan / organisasi menciptakan, menyampaikan, dan menangkap values.

Buat kamu yang mau latihan untuk menginovasikan Business Model kamu, kamu bisa pelajari dari metode-metode ini,

Masuk ke judul utama yang akan kita bahas kali ini– berikut ini adalah,

7 Things to Help You Prepare and Execute Your Business Model and Plan

01 – Empathy

Saya percaya bahwa bisnis hanyalah sebuah ‘kendaraan’ untuk kita memecahkan masalah yang kita temukan dan ingin tangani secara lebih berkelanjutan.

Di lingkaran, kami selalu memulai segala sesuatu dari orang-orang yang kami targetkan. Setelahnya kami membangun pemahaman lebih mendalam tentang masalah dan realitas mereka. Dari situ kami dapat menemukan kebutuhan pelanggan, kemudian menyetel kembali sumber daya, proses, dan rumus laba kami dengan proposisi nilai baru ini. Kamu mungkin tidak percaya menggunakan rasa empati yang besar, kita akan dapat menemukan dan membuka peluang-peluang berikutnya.

02 – Test Your Assumption

Sebelum kamu menguji asumsi Business Model kamu langsung ke jalan, rencana bisnis kamu hanyalah sebuah tulisan kreatif.

Bisnis didasarkan pada ide dan asumsi. Perbedaan antara bisnis yang baik dan yang buruk terletak pada kemampuan untuk memvalidasi asumsi tersebut. Yang menjadi pertanyaan utamanya adalah, “Bagaimanakah bisnis / startup kamu memberikan, menciptakan, dan menangkap values?”

03 – Business Starter Pack

Yang saya tidak tahu dulu adalah mau mulai darimana? Model dan rencana bisnisnya gimana ? Segmentasi pasarnya siapa? Mesti minta saran sama siapa ya?

Nah program Business Starter Pack akan melengkapi kamu, calon Creativepreneuers, dengan keterampilan dan wawasan bisnis, resources dan tools, mentor bisnis, serta jaringan sesama pebisnis yang kamu perlukan untuk memulai dan mengembangkan bisnis yang sukses. Kamu juga akan diajarkan tentang bagaiamana cara mendapatkan ide dan mengevaluasinya, cara mendapatkan pengguna dan berkembang, cara melakukan penjualan dan pemasaran, cara merekrut tim, cara mengumpulkan uang, budaya perusahaan, operasional dan manajemen, strategi bisnis, dan hal-hal fundamental lainnya yang perlu kamu ketahui dan pelajari sebelum kamu memulai bisnis kamu.

04 – Products / Services and Market Calibration

Kamu harus secara teratur mengkalibrasi ulang bauran produk atau layananmu, termasuk target market mu. Semua proses harus mengacu kepada bagaimana sebuah bisnis menghasilkan pendapatan, menimbulkan biaya, dan mengelola risikonya.

Permintaan yang tidak pasti adalah tantangan yang dihadapi semua bisnis dan dalam banyak hal merupakan risiko utama. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan melakukan perubahan pada campuran produk atau layanan perusahaan kamu. Kamu juga bisa mulai memfokuskan segmen pasar kamu. Jadi, jika bisnis kamu saat ini masihmelayani beberapa segmen, mungkin yang terbaik adalah membagi lagi menjadi unit yang terfokus daripada mencoba menerapkan satu model. Cara lainnya adalah dengan menemukan kesamaan dari setiap produk atau layanan yang kamu berikan. Kesamaan tersebut tidak hanya berbagi komponen di antara produk yang berbeda, namun juga merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melayani berbagai produk, pelanggan, dan segmen pasar.

 

05 – Moving to Blue Ocean Strategy

Blue Ocean Strategy mengacu pada penciptaan ruang pasar baru oleh perusahaan dengan membuat maupun mengidentifikasi permintaan baru yang membuat para pesaing lainnya tidak relevan dan membuat nilai konsumen baru sekaligus mengurangi biaya.

Kamu dapat memulainya dengan memilih area yang tepat untuk memulai dan membangun tim Blue Ocean yang tepat untuk inisiatif ini, memperjelas mengenai keadaan bermain saat ini, mengungkap pain points tersembunyi dari pelanggan yang membatasi ukuran industri saat ini dan menemukan ‘lautan orang-orang yang belum menjadi pelanggan’, secara sistematis merekonstruksi batas pasar dan mengembangkan peluang Blue Ocean alternatif, dan terakhir memilih langkah Blue Ocean yang tepat, melakukan tes pasar yang cepat, menyelesaikan, dan meluncurkan perubahan.

06 – Unfortunately A Good Model Is Not Enough

Setiap perusahaan / organisasi harus dibangun di atas model bisnis yang sehat, terlepas apakah para pendirinya atau manajernya memahami apa yang mereka lakukan dalam istilah-istilah tersebut. Namun harus dicamkan bahwa Business Model tidak sama dengan strategi, meskipun banyak orang menggunakan istilah ini secara bergantian hari ini.

Selain membangun dan mengembangkan Business Model yang layak dan sehat, setelahnya kamu juga harus mempertimbangkan strategi bisnis kamu. Strategi kompetitif menjelaskan bagaimana kamu akan menjalankan bisnis yang lebih baik dari kompetitor kamu. Dan melakukan yang lebih baik, berarti memiliki perbedaan yang signifikan. Suatu bisnis mencapai kinerja yang unggul ketika mereka unik. Sehingga kamu harus membangun integrasi dan hubungan yang erat antara Business Model yang kamu sudah buat sebelumnya, dengan Business Strategy yang akan membuat kamu unggul di segmen pasar yang kamu targetkan.

07 – Learn, Review, Build, Measure, Repeat

Business Model perusahaan harus berubah untuk memastikan keberhasilannya dan, pada akhirnya, kelangsungan hidupnya. Inovasinya adalah proses, juga hasilnya. Perubahan sekecil apapun dapat memberikan dampak secara radikal dan sangat bermanfaat bagi pelanggan dan juga bisnisnya.

Pengembangan dan inovasi Business Model harus selalu berlangsung. Model bisnis baru tidak hanya dibuat di papan gambar. Pengembangan model bisnis harus mengikuti “Trial and Error Principle”: Design Prototype Test. Inovasi Business Model tidak harus selalu berhubungan dengan teknologi baru atau produk baru, namun dengan metode dan hasil yang tepat memiliki potensi untuk merevolusi industri secara menyeluruh.

Share Now

Wendy Pratama

Founder and Headmaster of lingkaran

More Posts By Wendy Pratama

Related Post