lingkaran
Educational community for Creatives to develop skills and interests through knowledge sharing.
Alo, gengs!
Selama ini mungkin kita mengenal Call to Action untuk mengakhiri suatu copy atau content untuk mengajak audiens melakukan sesuatu. Namun, ada satu lagi ‘saingan’ Call to Action, yaitu Call to Value. Nah, apa sih Call to Value itu? Serta kapan baiknya menggunakan Call to Action atau Call to Value?
Sebelumnya, kita bahas satu-satu dulu perbedaan keduanya…
Call to Action sendiri adalah suatu elemen (copy, desain, atau audio) yang tujuannya membuat audiens menindaklanjuti suatu konten maupun iklan dengan suatu tindakan, biasanya sih untuk mengonversi tindakan audiens menjadi penjualan. Ibaratnya CTA ini berada di level terakhir marketing funnel, yaitu konversi (kalau AIDA di level Action).
Copy dari Call to Action bermacam-macam, mulai dari “Beli sekarang”, “Sewa sekarang”, “Like dan subscribe” hingga “Daftar gratis sekarang!”.
Sedangkan Call to Value adalah varian dari CTA yang bertujuan sama, tapi yang membedakan adalah adanya konteks nilai dari tindakan tersebut untuk membuat audiens mengingat fitur atau nilai yang ditawarkan oleh produk tersebut. Nah, CTV ini bisa dibilang untuk mengonversi tindakan audiens menjadi penjualan, namun masih dapat dibilang levelnya juga berada di awareness.
Contohnya: “Akses kelas eksklusif lingkaran & mulai belajar sekarang juga atau klik di sini untuk selangkah lebih dekat dengan profesi impian kamu.”
Jadi, kapan saat yang tepat untuk menggunakan CTA atau CTV? Sebenarnya penggunaan dua-duanya kembali lagi pada konteks dan tujuan dari campaign atau promosi itu sendiri.
Gunakan CTA yang singkat dan terang-terangan jika audiens dirasa telah paham nilai dari brand/produk yang ada pada konten, CTA ini biasanya digunakan saat campaign-nya adalah promosi atau diskon, sehingga yang cocok adalah ajakan untuk membeli produk saat promosi berlangsung.
Gunakan CTV untuk membantu audiens yang kebingungan pada nilai suatu konten atau untuk memastikan kembali untuk menghindari ambiguitas, dengan cara mengingatkan kembali atau memberitahukan inti nilai kepada audiens yang melakukan pembacaan cepat (skimming).
Nah, sudah tahu kan perbedaan keduanya? Pastikan lagi tujuan campaign-nya, ya!